Komisi V DPRD Lampung Dukung Penghapusan Uang Komite: Pendidikan Gratis Harus Jadi Kenyataan

DPRD Lampung1,002 views

Axelerasi.id – Kebijakan penghapusan pungutan uang komite bagi siswa SMA, SMK, dan SLB negeri di Provinsi Lampung mendapatkan dukungan penuh dari Komisi V DPRD Lampung.

Anggota Komisi V, Muhammad Junaidi menyebut langkah Gubernur Rahmat Mirzani Djausal ini sebagai terobosan penting dalam mewujudkan pemerataan pendidikan dan penguatan sumber daya manusia (SDM) di daerah.

“Kami mengapresiasi dan mendukung sepenuhnya keputusan Gubernur Lampung. Sudah waktunya pendidikan menengah benar-benar bebas biaya, tanpa lagi membebani orang tua dengan pungutan komite atau sumbangan yang bersifat memaksa,” ujar Adi sapan Muhamad Junaidi dalam keterangannya, Selasa (7/6/2025).

Ia menambahkan, Komisi V akan mengawal pelaksanaan kebijakan ini hingga ke tingkat satuan pendidikan.

Menurutnya, kepala sekolah dan guru harus benar-benar memahami bahwa seluruh kebutuhan operasional akan dialokasikan dari APBD, sehingga pungutan dalam bentuk apa pun tidak dibenarkan.

“Gubernur sudah mengambil langkah strategis, sekarang tinggal komitmen kita semua di lapangan. Kami dari DPRD siap mengawasi implementasi, bahkan jika perlu membuat forum pengaduan jika ada sekolah yang melanggar,” tegasnya.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Lampung resmi menetapkan kebijakan penghapusan pungutan uang komite bagi seluruh siswa di jenjang SMA, SMK, dan SLB negeri. Kebijakan ini merupakan bagian dari strategi Gubernur Rahmat Mirzani Djausal untuk mewujudkan pendidikan yang inklusif, berkualitas, dan bebas hambatan biaya.

“Mulai sekarang, tidak boleh ada lagi pungutan uang komite untuk siswa SMA. Segala kebutuhan sekolah akan kita bantu lewat APBD. Saya minta dukungan semua pihak untuk bersama-sama memperbaiki kualitas pendidikan kita,” ujar Gubernur Mirza saat memberikan pengarahan kepada kepala sekolah SMA, SMK, dan SLB se-Lampung, Kamis (5/6/2025).

Gubernur juga menyoroti rendahnya capaian pendidikan di Lampung. Dari 352 sekolah negeri, hanya 20 yang berhasil meloloskan siswanya dalam Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) tahun ini. Bahkan, 49 sekolah tercatat tidak mengantarkan satu pun siswanya ke perguruan tinggi.

“Kita tidak akan mampu memajukan Indonesia jika SDM kita tertinggal. Kalau anak-anak Lampung tak disiapkan sejak sekarang, mereka akan kalah bersaing dengan SDM dari luar,” tegas Gubernur.

Ia menambahkan bahwa guru dan kepala sekolah memiliki peran krusial dalam menyiapkan generasi unggul Lampung. “Ajari mereka dengan penuh kasih, keikhlasan, dan ketulusan. Kita sedang membangun fondasi masa depan Lampung,” ujar Mirza.

Tak hanya menghapus uang komite, Pemprov Lampung juga merancang pembentukan 35 sekolah unggulan, memperkenalkan mata pelajaran pilihan baru untuk siswa kelas 12 seperti bahasa Jepang, Korea, dan Arab, serta mengarahkan dana CSR perusahaan untuk mendukung sektor pendidikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *