Dari Redaksi ke Rumah: Tiga Wartawan, Tiga Anak Laki-laki, dan Kasih Sayang yang Tak Pernah Luntur

Berita Utama7,473 views

Lampung – Di balik layar pemberitaan yang sering kita baca dan saksikan, ada kisah lain yang tak kalah menggetarkan. Bukan soal konflik atau politik, melainkan tentang kasih sayang tiga orang ayah yang kesehariannya memburu berita, namun tak pernah abai merawat cinta di dalam rumah.

Hari itu, suasana hangat menyelimuti sebuah ruangan yang dihias meriah dengan balon hijau dan dekorasi dinosaurus. Riyo Pratama, wartawan Tribun Lampung, memeluk anak lelakinya yang berada di tengah, sang buah hati yang sedang merayakan ulang tahun.

Senyum Riyo mengembang, bukan karena liputan eksklusif, tapi karena satu momen penuh makna sebagai seorang ayah.

Di sebelah kiri, Asrul Malik dari Lampung Post tampak menggendong anak lelakinya dengan penuh kelembutan. Di sisi kanan, Sulaiman dari Rilis.id juga tak kalah bahagia, memeluk erat jagoan kecilnya.

Ketiganya bukan hanya rekan seprofesi di dunia jurnalistik, tetapi juga memiliki kesamaan lain yang lebih mendalam, sama-sama menjadi ayah dari anak laki-laki, dan sama-sama tengah belajar menjadi figur yang kuat, hangat, dan setia hadir dalam hidup anak-anak mereka.

Kalau di lapangan kami kejar pernyataan dan fakta, tapi di rumah kami kejar waktu untuk jadi telinga dan pelindung buat anak-anak,” ujar Riyo di hari ulang tahun Puteranya yang ketiga, 10 Juni 2025.

 

Tak jarang ketiganya bertemu di ruang redaksi, ruang konferensi pers, atau lokasi liputan. Tapi hari itu berbeda. Mereka berkumpul bukan karena tugas jurnalistik, melainkan karena panggilan hati sebagai orangtua.

Rasanya seperti istirahat sejenak dari riuh dunia, lalu masuk ke dunia yang lebih jujur dan penuh cinta dunia anak-anak,” kata Asrul lirih.

Kebersamaan ketiganya tak hanya terjalin saat memburu berita, tapi juga saat menemani tumbuh kembang anak mereka. Mereka sering saling berbagi cerita: tentang bagaimana menidurkan anak setelah liputan malam, tentang rasa bersalah saat harus melewatkan momen penting karena tugas kantor, hingga tentang kebahagiaan sederhana saat mendengar anak menyebut kata “ayah atau papa” untuk pertama kalinya.

Sulaiman menambahkan, “Kami mungkin tak selalu ada setiap waktu, tapi kami ingin anak-anak tahu, kami berjuang bukan hanya untuk berita tapi untuk masa depan mereka.”

Foto mereka bertiga bersama anak-anak masing-masing di depan backdrop ulang tahun itu bukan sekadar dokumentasi. Ia adalah potret cinta yang tulus, kekuatan dalam kelembutan, dan pengingat bahwa di balik profesi yang keras, ada hati seorang ayah yang selalu berusaha hadir.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *